Translate this page from Indonesian to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 20 Juli 2009

PRIMAL TERAPI

Teori Dasar
Psikoterapi merupakan seni dan ilmu yang terkait dengan masalah emosional. Sangat banyak bentuk psikoterapi yang didesain untuk membantu klien mengerti dan mengetahui apa yang ada dalam alam bawah sadar mereka. Masih sedikit bentuk desain yang secara aktual merubah apa yang ada dalam alam bawah sadar. Bagaimanapun, jika materi dalam alam bawah sadar tidak dirubah, hal tersebut akan bertahan dan akan memberikan kekuatan besar dan adakalanya mengesampingkan kejadian yang lebih besar daripada kekuatan ego. Hal inilah yang kita katakan sebagai neurosis. Dan pada satu atau kasus lainnya, hal tersebut selalu menimbulkan nyeri secara emosional (King, 1993).


Ketidaksadaran merupakan hal utama yang tercatat pada masa lalu dan tersimpan ketegangan dimasa lalu secara fisik dan emosional. Ketegangan ini akan memicu adanya suatu kejadian yang dirasakan kemudian. Pada kenyataannya, asalnya adalah dari alam bawah sadar, dan kemudian tidak kita sadari hal tersebut akan menjadi sumber aktual, kekuatan dari ketegangan yang ada akan memulai adanya suatu kejadian, dan situasi ini sebagai pemicu untuk menjadi penyebab utama.
Dalam pengertiannya bahwa obyek dari psikoanalisa adalah membantu klien untuk menemukan asal dari ketidaksadaran yang menjadi suatu ketegangan-ketegangan kemudian menganalisa serta menggunakan pengetahuan secara sadar untuk merubah yang ada dan perilaku masa di masa depan.
Dengan demikian, maka obyek dari primal psikoterapi adalah untuk meningkatkan suatu kehidupan dengan langkah pertama yaitu mengurangi tingkat ketegangan dari material yang ada dalam alam bawah sadar. Kemudian membuat ketegangan tersebut mungkin lebih sedikit yang menjadi pemicu dan sangat mengurangi kemampuan mereka dan akibat lebih lanjut akan memicu adanya kesadaran.
Pada awalnya, kita akan membantu klien untuk meningkatkan kesadaran sebelum memori ketidaksadaran, harus berhati-hati dengan tidak menyarankan apapun selama terapi berlangsung. Masa lalu benar-benar ”re- lived”. Sebelum motivasi terkubur secara jelas/nyata bagi klien. Tidak ada interpretasi atau analsis yang diperlukan dari terapis.
Selanjutnya, menyarankan klien untuk menerima realitas yang baru ditemukannya: bahwa beberapa nyeri yang dialami sebagai seorang anak telah tak terukur atau memanjang kemudian hal itu telah dikuburkan. Kemudian pengalaman yang dilupakan itu akan mengiringi adanya ketegangan emosional dan menjadi sumber emosi yang sarat dengan nyeri disepanjang kehidupan, penyakit psikosomatis, pikiran neurosis, pertahanan diri yang destruktif, dan mengalahkan perilaku diri sendiri.
Klien harus menemukan bahwa apa yang dia miliki dikembangkan untuk membangun dinding yang berisi nyeri. Hal ini tidak hanya menurunkan sensitivitas terhadap perasaan nyeri, tetapi juga menurunkan kemampuan untuk menikmati rasa kesenangan. Bagaimanapun secara perlahan menghadapi nyeri yang telah lama, dimulai untuk memperoleh kembali rasa kasihan untuk dirinya sendiri yang telah menghilangkan kebutuhan untuk bertahan hidup. Dengan demikian, akan menjadi lebih kasihan untuk orang lain dan meningkatkan kemampuan untuk merasa hangat serta rasa kedekatan.
Kebanyakan terapi meletakkan orang mengenal nilai pengalaman katartik yang terkait dengan trauma terbaru (seperti menangis untuk mengungkapkan kehilangan atau berkabung terhadap apa yang dicintai). Hal ini sangat cepat untuk menurunkan tingkat ketegangan. Melupakan trauma lama tercipta lebih tinggi, meskipun dalam ketidaksadaran, tingkat ketegangan menjadi membaik. Hal ini merupakan ketegangan yang diberikan seperti kekuatan yang tidak masuk akal untuk impuls neurosis. Dengan membuat suatu ”connective catharsis” dimasa lalu, impuls neurosis akan sangat diminimalkan dan bahkan bisa hilang selamanya.
Langkah selanjutnya, terapis merubah bentuk empati dalam alam bawah sadar dan diintegrasikan dalam ketidaksadaran ke arah kesadaran serta kemudian empati dalam alam sadar. Sebab klien telah memiliki kehidupan dari impuls neurosis alam bawah sadar di seluruh kehidupannya, area ini klien kurang pengalaman didalam hidupnya pada suatu alur relatif yang tanpa neurosis. Terapis kemudian fokus untuk eksplorasi terhadap hubungan, gaya hidup, dan secara luar biasa adanya emosi yang dalam terhadap rasa yang menyenangkan. Selanjutnya menjadi suatu kemungkinan adanya satu pikiran kesadaran, dibanding adanya satu pikiran yang tidak disadari. Hal ini merupakan suatu yang benar-benar dituntut.
Menurut Janov Primal terapi merupakan suatu hal penting dalam psikologi dalam arti bahwa pada akhirnya sangat diperuntukkan bagi penderitaan hidup manusia. Primal terapi adalah kemampuan untuk menurunkan atau mengeliminasi penyebab penyakit (host) manusia secara fisik dan penyakit fisik dalam suatu periode yang relatif singkat dengan pencapaian hasil akhir. Primal terapi bekerja untuk mengembalikan pendekatan secara normal.
Sebagai gantinya bekerja dari adanya gejala-gejala ke arah kemungkinan penyebab, atau bekerja dari penyebab ke arah gejala-gejala. Fokusnya adalah selalu mendalam. Dari pendekatan demikian kita mendapatkan perkembangan pengertian yang lebih dalama mengenai siapa diri kita dan apa yang kita kendalikan, dasar diri kita, yang tersembunyi, motivasi ketidaksadaran.
Menurut Janov, klien neurosis yang secara umum merasakan adanya nyeri, maka nyeri tersebut dinyatakan sebagai nyeri primal karena nyeri tersebut sangat alami, nyeri sekali yang pada akhirnya menjadi neurosis. Nyeri tersebut sering tidak disadari sebab mereka telah meruask melalui sistem yang berakibat pada organ tubuh, tulang, sistem limpe dan darah dan akhirnya akan merusak semua yang kita miliki. Primal terapi merupakan suatu cara untuk membasmi nyeri tersebut. Hal ini sangat revolusioner sebab bekerja melalui sistem neurotik dengan segala kekuatan.
Persiapan Primal Terapi
A.Kriteria untuk Terapis:
1.Memiliki perasaan yang cukup baik tentang primal terapi, memiliki perasaan komitmen ketika diperlukan dan secara teratur
2.Memiliki integritas yang diperlukan dan jujur untuk mengungkapkan kesalahan serta penerimaan terhadap kesalahan tersebut
3.Tidak merokok, tidak alkoholisme atau mengkonsumsi obat-obat terlarang
4.Memiliki keinginan yang sangat besar untuk membantu orang lain
5.Memiliki pengertian yang mengedepankan mengenai primal terapi
6.Memiliki sensitivitas untuk praktik klinik dan keterampilan yang sangat memadai
B.Pengukuran tanda-tanda vital
C.Adanya grup
D.Pelayanan emergensi
E.Pertemuan klien dan staf
F.Grup mentoring
G.Tempat yang tenang

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terapi selama 3 minggu yang dilakukan secara intensiv, setelah itu dilakukan ”follow up”. Hal ini bisa dilakukan dalam sesi individual ataupun dalam grup, bersama teman, melalui telepon dan/ video, serta sekali-kali dalam tempat yang tenang. Hal lain yang dilakukan adalah mengorientasikan pasien secara rutin setiap tahun.
Dalam waktu 3 minggu pertama, merupakan waktu yang terpenting dan diawali dengan langkah ke arah mempelajari mengenai nyeri dan mempelajari tentang perasaan tersebut. Pada akhirnya, memerlukan pasien baru untuk menghabiskan waktu 3 minggu dalam terapi individu di tempat pengasingan (isolasi), seperti motel atau dimanapun tempatnya yang bisa merasa sendirian.
Selama terapi dimulai, pasien baru akan menerima secara detail beberapa instruksi dalam waktu 3 minggu. Hal ini merekomendasikan pasien untuk tidak bekerja, menggunakan telepon, memakan snack, merokok, membawa obat terlarang (kecuali obat dengan resep). Pasien disarankan untuk menulis dan menyimpan suatu jurnalnya sendiri atau pengalamannya sendiri.
Hal lain yang dapat direkomendasikan yaitu disarankan membawa foto anak atau apapun yang dapat dibawa sebagai suatu memori yang terkait dengan sesuatu hal yang spesial bagi pasien.

Referensi: www.primalteraphy.com/CORES/aptCore.htm
www.primalteraphy.com/primal-page.com/beau.htm
www.egroups.com/group/Primal-Support-Group

by:noviebsuryanto.21juli2009

0 komentar: